ilustrasi |
Pembaca setia, sudah punya apa sampai dengan hari ini? Bila saldo investasi masih sangat minim bahkan nol, ada baiknya Anda mulai untuk berinvestasi. Pertanyaan yang memenuhi Inbox email saya beberapa hari terakhir adalah investasi apa yang baik di tahun ini? Sesungguhnya, kendaraan investasi tetap harus disesuaikan dengan jangka waktu, profil resiko, dan tujuan finansial kita. Supaya lebih jelas, simak tulisan berikut ini.
Bedakan simpanan, tabungan, dan investasi
Dalam urusan mengelola uang, saya ajak Anda untuk membagi aset likuid menjadi simpanan, tabungan, dan investasi. Sesuai dengan konsep ZAPFIN, untuk Present Consumption, uang harus ditempatkan dalam bentuk simpanan. Cirinya, uang keluar lebih besar dari uang yang masuk. Untuk Future Spending, uang harus ditempatkan dalam bentuk tabungan. Cirinya, uang masuk selama beberapa tahun, kemudian setelah terkumpul baru dibelanjakan sesuai tujuan finansialnya. Sedangkan INvestment memang ditempatkan dalam aset yang terus dikumpulkan dan baru akan dipakai dalam jangka panjang.
Anda wajib mengetahui untuk apa Anda menempatkan uang. Simpanan, tabungan, atau investasi? Gampangnya, kapan Anda mau pakai uangnya, jangka waktu itu yang menentukan strateginya. Kalau dipakai dibawah 1 tahun, strateginya simpanan. Nah, kalau dipakai antara 1 tahun – 5 tahun bisa gunakan strategi menabung. Sedangkan jika diatas 5 tahun, maka strateginya adalah investasi. Untuk edisi ini, kita akan fokus dengan instrumen investasi.
Mengapa harus berinvestasi
Hingga akhir Desember 2010, BPS mengumumkan bahwa tingkat inflasi setahun di Indonesia mencapai 7% pa. Sedangkan, tingkat suku bunga tabungan rata-rata hanya 3% gross alias 2% setahun. Artinya, jika Anda masih menganggap deposito adalah investasi, saya pastikan nilai uang Anda akan melorot dalam jangka panjang.
Investasi memang tidak ada yang aman karena semua mengandung resiko. Namun, sanggupkah Anda menghadapi kenyataan tabungan pendidikan untuk kuliah nanti tidak cukup saat dibutuhkan? Apa yang akan Anda katakana kepada anak-anak? Siapa yang akan bertanggung jawab untuk dana pendidikan mereka? Saya yakin Anda tahu jawabannya.
Hal penting yang harus Anda pahami adalah apa saja resiko yang dibawa oleh aset yang Anda pilih dan sanggupkah Anda menanggung resiko negatif bila sampai terjadi. Sebagai contoh, saya sadar betul kalau berinvestasi di saham perusahaan Blue chips seperti BMRI, PTBA, atau PGAS, pasti ada resiko nilai yang naik turun. Namun, saya sanggup melihat roller-coaster harga itu karena tujuannya jangka panjang. Plus, selama kurun waktu 5 tahun berinvestasi, total kenaikan investasi secara portofolio sudah mencapai lebih dari 100%. Dus, paling tidak saya telah mendapatkan return bersih 20% per tahun. Jauh lebih baik dari inflasi, kan?
Aset Likuid
Prinsip dasar dalam memilih aset investasi adalah “Kenali apa yang Anda beli dan hanya beli apa yang Anda kenal”. Tidak perlu ikut-ikutan arus berinvestasi di reksadana kalau Anda hingga hari ini belum paham barang apa itu. Namun, Anda wajib mulai membaca buku dan artikel tentang reksadana agar mulai mengenal instrumen investasi tersebut. Berikut daftar aset-aset investasi yang dapat menjadi pilihan Anda.
Pertama, emas. Dua tahun terakhir, pamor aset investasi yang sudah berumur ribuan tahun ini mulai naik. Dahulu, salah satu klien enggan berinvestasi di emas dengan alasan “..seperti ibu-ibu”. Investasi di emas batangan berpotensi memberikan return minimal 15% setahun. Saat ini pun, Anda bisa membeli emas dengan satuan 2 gram dan kalau beli di Pegadaian pun ada yang memberi fasilitas cicilan.
Emas batangan merupakan aset investasi, sedangkan emas perhiasan merupakan aset konsumsi yang punya nilai jual. Investasi di emas batangan sangat cocok untuk tujuan finansial antara 3-5 tahun, misalnya untuk dana Naik Haji dan dana pendidikan sekolah. Anda bisa membeli emas langsung di ANTAN Logam Mulia, Pegadaian, atau toko-toko emas di kota terdekat. Pastikan emas yang Anda beli ada sertifikatnya, agar saat menjual tidak terkena potongan yang besar.
Kedua, ORI atau Sukuk Ritel. ORI atau Sukuk Ritel sangat cocok digunakan untuk dana pendidikan yang diperlukan dalam rentang waktu antara 2 tahun hingga 4 tahun lagi. Bila Anda sudah memiliki sebagian besar dari jumlah target dana untuk keperluan membayar uang pangkal sekolah atau uang daftar Universitas, maka pastikan bahwa waktu pembayaran dana bersamaan dengan waktu jatuh tempo ORI atau Sukuk Ritel. Disamping itu, Anda juga menggunakannya untuk kebutuhan tujuan investasi lain seperti dana naik haji, dana uang muka pembelian mobil, dan lainnya.
Selain untuk kenaikan modal, jika Anda berinvestasi untuk mendapatkan arus kas, ORI atau Sukuk Ritel juga sarana yang lebih baik dalam memberikan arus kas pasif dibandingkan deposito. Bila kecenderungan tingkat suku bunga menurun, maka pemilik ORI atau Sukuk Ritel akan memperoleh keuntungan lebih.
Ketiga, properti. Investasi di properti masih bisa dilirik oleh sebagian investor yang memiliki modal besar. Namun, berhati-hatilah dalam memilih asetnya karena tidak semua properti mudah dijual. Alternatif lain, Anda bisa berinvestasi di sector properti dalam bentuk saham, yaitu membeli saham perusahaan properti yang terdaftar di bursa efek.
Keempat, saham. Investasi di saham merupakan salah satu investasi favorit saya. Anda tidak butuh modal besar untuk mulai berinvestasi. Jika Anda masih pemula dalam berinvestasi di saham, saran saya mulai berinvestasi dalam bentuk reksadana berbasis saham atau campuran. Keunggulan membeli reksadana adalah bisa dilakukan seperti halnya menabung, yaitu dengan membeli setiap bulan dengan modal mulai Rp. 100 ribu. Reksadana bisa dibeli di beberapa bank pilihan, namun ingat reksadana itu dikelola oleh Manajer Investasi. Jadi, kalau terjadi resiko negatif, Anda akan berurusan dengan Manajer Investasi.
Investasi saham sangat cocok untuk kebutuhan dana pendidikan kuliah anak serta dana pensiun Anda yang masih ditujukan untuk diatas 10 tahun lagi. Kalau Anda berniat pensiun dalam waktu setahun, jangan berspekulasi dengan saham. Ceritanya akan menjadi sangat berbeda jika Anda tidak beruntung.
Mana yang cocok untuk Anda?
Sebelum berinvestasi, pastikan Anda tidak punya utang kartu kredit dan punya dana darurat minimal 1 kali pengeluaran rutin bulanan. Jangan abaikan profil resiko diri sendiri, dan tetapkan tujuan finansial berdasarkan kebutuhan masing-masing, bukan gengsi. Saya percaya investasi itu ibarat mencari jodoh. Mengenal dan memiliki komitmen terhadap investasi yang Anda pilih merupakan salah satu kunci keberhasilannya. Live a beautiful life!
Sumber: www.zapfin.com
0 komentar:
Posting Komentar
Pembaca budiman tolong kolom komentarnya diisi ya Tks before (^_^)